A.KOMPONEN
EKOSISTEM
Marilah
kita berjalan-jalan di halaman sekolah. Lakukan observas dan catatlah bagian-bagian yang menyusun
ekosistem di halaman sekolahmu! Dari data yang kalian peroleh nanti kita
kelompokkan bersama-sama. Komponen ekosistem terdiri dari dua komponen, yaitu:
Komponen
yang tak hidup disebut dengan komponen abiotik Komponen itu antara lain: tanah,
air, udara, cahaya matahari.
Komponen
yang terdiri dari makhluk hidup disebut dengan komponen biotik. Dalam komponen
biotik terdiri dari tumbuhan, hewan, manusia dan mikroorganime. Berdasarkan
fungsi, komponen biotik dibedakan menjadi:
a
. P r o d u s e n
Produsen
merupakan kelompok organisme yang dapat membuat makanan sendiri. Semua jenis
tumbuhan hijau termasuk produsen. Mengapa tumbuhan hijau dapat membuat makanan
sendiri? Tumbuhan hijau dapat menghasilkan makanan sendiri melalui proses
fotosintesis.
Zat
makanan akan tersimpan pada daun, batang, akar dan buah. O2 dilepas ke udara
dimanfaatkan oleh organisme lain untuk pernafasan. Organisme yang dapat membuat
makanan sendiri seperti di atas disebut organisme autotrof. Ada tumbuhan yang
tidak mempunyai klorofil maka kebutuhan makanannya tergantung organisme lain
karena tidak dapat berfotosintesis, misal : tali putri.
b
. K o n s u m e n
Kelompok
yang terdiri dari hewan dan manusia. Kelompok ini tidak dapat membuat makanan
sendiri, untuk itu tergantung pada organisme lain. Organisme tersebut disebut
organisme heterotrof , yang artinya organisme yang tidak dapat membuat makanan
sendiri sehingga untuk memenuhi kebutuhannya tergantung pada organisme lain.
Maka di sini terjadi peristiwa makan memakan.
Berdasarkan tingkat memakannya, terbagi menjadi:
Konsumen
I atau primer: organisme yang makan produsen (tumbuhan hijau)
Konsumen
II atau sekunder: organisme yang makan konsumen I atau primer.
Berdasarkan jenis makanannya, konsumen sebagai organisme
heterotrof dibagi menjadi:
Herbivora:
hewan pemakan tumbuhan Contoh: kerbau, kambing, belalang.
Karnivora:
Hewan pemakan daging Contoh: anjing, elang, harimau.
Omnivora:
hewan pemakan segalanya Contoh: tikus, ayam, luwak.
c
. Pengurai atau dekompuser
Merupakan
mikroorganisme yang menguraikan senyawa organik atau bahan makanan yang ada
pada sisa organisme menjadi senyawa an organik yang lebih kecil. Pengurai
biasanya dari golongan jamur dan bakteri yang tidak dapat membuat makanan
sendiri dan mereka memperoleh makanan dengan cara menguraikan organisme yang
telah mati. Hasil penguraian ini berupa zat mineral yang akan meresap ke dalam
tanah. Zat mineral tersebut akan diambil tumbuhan.
B.
SATUAN – SATUAN EKOSISTEM
Pada
waktu kalian jalan-jalan di halaman sekolah, apakah kalian menemukan seekor
semut, sebatang rumput, sekelompok semut atau sekelompok rumput? Seekor semut,
sebatang rumput itu disebut individu, sedangkan sekelompok semut, sekelompok
rumput itu disebut popolasi. Jadi apa yang dimaksud individu dan populasi?
Individu adalah makhluk hidup tunggal.
Populasi adalah sekelompok
makhluk hidup yang sejenis mendiami tempat tertentu. Karena jumlah organisme di
suatu tempat dengan tempat lain berbeda-beda maka tingkat kepadatan populasi
pun berbeda-beda. Kepadatan adalah hubungan antara jumlah individu dan ruang
yang ditempati. Sedangkan kepadatan populasi adalah jumlah individu makhluk hidup
sejenis per satuan luas tempat yang dihuni pada waktu tertentu. Contoh : Pada
tahun 2000, daerah X luasnya 2 km2 dihuni oleh 200 orang penduduk. Maka
kepadatan penduduknya adalah 200 orang per 2 km2 = 100 orang per km2. Artinya
daerah seluas 1 km2 dihuni 100 orang penduduk. Kepadatan populasi suatu jenis
makhluk hidup pada sutu daerah dari tahun ke tahun selalu mengalami perubahan.
Ada dua hal yang menyebabkan terjadinya perubahan populasi,
sebagai berikut :
Ø Adanya individu yang
datang, yaitu karena adanya kelahiran (natalitas) dan imigrasi.
Ø Adanya individu yang
pergi, karena adanya kematian (mortalitas) dan emigrasi.
Tempat
hidup makhluk hidup itu disebut dengan habitat. Populasi rumput, populasi semut
dan populasinya hidup bersama–sama ditempat tertentu disebut komunitas. Komunitas adalah kumpulan
populasi–populasi yang berbeda dan hidup bersama pada tempat tertentu.
Makhluk
hidup bertempat tinggal dalam suatu habitat akan tergantung pada lingkungan.
Lingkungan adalah segala suatu yang ada di sekitar makhluk hidup. Kesatuan
antara komunitas dengan lingkungannya dimana di dalamnya ada hubungan
timbalbalik disebut dengan ekosistem. Sedangkan ilmu yang mempelajari hubungan
timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungan disebut ekologi.
Terdapat dua macam
ekosistem, yaitu :
Ø Ekosistem buatan; yang
sengaja dibuat oleh manusia. Misal: sawah, kolam akuarium.
Ø Ekosistem alami; yang
tidak dibuat oleh manusia tetapi sudah ada dari alam. Misal: sungai, pantai,
hutan.
Ekosistem
yang terbesar di bumi disebut biosfer yang terdiri dari seluruh ekosistem yang
ada di permukaan bumi.
C.
HUBUNGAN ANTAR KOMPONEN EKOSISTEM
Di
dalam ekosistem terjadi saling ketergantungan antar komponen, sehingga apabila
salah satu komponen mengalami gangguan maka mempengaruhi komponen lainnya.
Ekosistem dikatakan seimbang apabila jumlah antara produsen, konsumen I dan
konsumen II seimbang keterangan gambar anak panah : dimakan.
1
. Hubungan antara komponen biotik dan komponen abiotik
Keberadaan
komponen abiotik dalam ekosistem sangat mempengaruhi komponen biotik. Misal:
tumbuhan dapat hidup baik apabila lingkungan memberikan unsur-unsur yang
dibutuhkan tumbuhan tersebut, contohnya air, udara, cahaya, dan garam–garam
mineral. Begitu juga sebaliknya komponen biotik sangat mempengaruhi komponen
abiotik yaitu tumbuhan yang ada di hutan sangat mempengaruhi keberadaan air,
sehingga mata air dapat bertahan, tanah menjadi subur. Tetapi apabila tidak ada
tumbuhan, air tidak dapat tertahan sehingga dapat menyebabkan tanah longsor dan
menjadi tandus. Komponen abiotik yang tidak tergantung dengan biotik antara
lain: gaya grafitasi, matahari, tekanan udara.
2
. Hubungan antara komponen biotik dengan komponen biotik
Di
antara produsen, konsumen dan pengurai adalah saling ketergantungan. Tidak ada
makhluk hidup yang hidup tanpa makhluk lainnya. Setiap makhluk hidup memerlukan
makhluk hidup lainnya untuk saling mendukung kehidupan baik secara langsung
maupun tak langsung. Hubungan saling ketergantungan antar produsen, konsumen
dan pengurai. Terjadi melalui peristiwa makan dan memakan melalui peristiwa
sebagai berikut:
a
. Rantai makanan
Merupakan
peristiwa makan dan dimakan dalam suatu ekosistem dengan urutan tertentu.
b
. Jaring-jaring makanan
Merupakan
sekumpulan rantai makanan yang saling berhubungan dalam suatu ekosistem.
Seperti contoh jaring-jaring makanan di bawah ini terdiri dari 5 (lima) rantai
makanan
c
. Piramida makanan
Merupakan
gambaran perbandingan antara produsen, konsumen I, konsumen II, dan seterusnya.
Dalam piramida ini semakin ke puncak biomassanya semakin kecil.
d
. Arus energi
Merupakan
perpindahan energi dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Yaitu dari
sinar matahari lalu produsen, ke konsumen tingkat I, ke konsumen tingkat II
sampai pengurai. Sedangkan mineral membentuk siklus. Energi yang dilepas sangat
kecil karena setiap organisme membutuhkan energi dalam memenuhi kebutuhannya.
e
. Siklus energi
Merupakan
perpindahan zat dari tempat satu ke tempat yang lainnya. Akhirnya akan kembali
ke tempat zat itu berasal.
Keseimbanganekosistem
dapat terjadi bila ada hubangan timbale balik di antara komponen-komponen
ekositem. Semula produsen, herbivora dan karnivora berada pada tempat tertentu.
Tumbuhan sebagai produsen yang jumlahnya paling banyak. Apabila ada hal-hal
yang mengubah lingkungan maka organism tersebut tidak akan mengalami perubahan,
tetapi jika jumlah organisme tidak terkendalikan akan membahayakan organisme
lainnya.
D.
KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DAN PELESTARIANNYA
1.
Keanekaragaman Makhluk Hidup
Di
permukaan bumi dihuni oleh berjuta-juta makhluk hidup, baik itu di daratan
maupun di lautan. Bagaiamana dengan halaman sekolahmu? apakah juga dihuni
makhluk hidup? Coba sebutkan makhluk hidup yang ada di halaman sekolahmu!
Berapa macamnya? Apakah makhluk hidup yang kamu jumpai itu sama? Coba lihat
apakah daun dalam satu jenis pohon sama? Terdapat beberapa macam variasi bentuk
daun dalam satu jenis pohon. Variasi-variasi inilah yang menunjukkan bahwa
makhluk hidup itu mempunyai keanekaragaman.
Apa
yang dimaksud keanekaragaman? Keanekaragaman adalah perbedaan di antara makhluk
hidup yang berbeda jenis dan speciesnya. Bagaimana keanekaragaman di dunia
terjadi? Keanekaragaman makhluk terjadi karena adanya perbedaan sifat, seperti:
ukuran, bentuk, warna, fungsi organ, tempat hidup dan lain–lain. Keanekargaman
makhluk hidup sangat penting bagi kelangsungan dan kelestarian makhluk hidup.
Suatu kelompok makhluk hidup yang memiliki kelestarian tinggi, terdapat
keanekaragaman yang tinggi. Sebaliknya makhluk hidup yang memiliki tingkat kelestarian
rendah, terdapat keanekaragaman rendah dan terancam punah. Keanekaragaman
makhluk hidup bersifat tidak tetap atau tidak stabil. Hal ini disebabkan oleh
campur tangan manusia terhadap lingkungan yang dapat mempengaruhi
keanekaragaman. Penurunan keanekaragaman makhluk hidup dapat terjadi secara
alami dan campur tangan manusia. Dewasa ini campur tangan manusia berperan
besar dalam penurunan keanekaragaman makhluk hidup, baik itu disadari maupun
tidak disadari. Beberapa perbuatan manusia yang dapat mengancam atau menurunkan
keanekaragaman makhluk hidup antara lain:
Ø Pembabatan hutan alam,
untuk jalan raya, pabrik, perumahan dan sebagainya.
Ø Penggunaan pestisida,
insektisida dan sejenisnya yang tidak bertanggung jawab.
Ø Pembuangan limbah
industri yang sembarangan.
Ø Perburuan hewan yang
tidak bertanggung jawab Dalam perjalanan waktu ada kelompok makhluk hidup yang
mengalami peningkatan keanekaragaman, ada yang tetap, ada pula yang berkurang
keanekaragamannya.
2.
Upaya Pelestariannya
Keanekaragaman
makhluk hidup telah memberikan manfaat bagi kehidupan manusia atau makhluk
hidup lainnya. Sepantasnya manusia berusaha dan bertindak untuk memelihara,
mengembangkan dan menjaga keanekaragaman makhluk hidup sebagai sumber daya alam
hayati, agar senantiasa dapat memperoleh manfaatnya.
Mengapa
dunia sekarang berada pada saat harus segera bertindak melestarikan
keanekaragaman makhluk hidup? Dampak buruk yang diakibatkan karena terjadi
kepunahan terhadap makhluk hidup, merugikan bagi manusia itu sendiri. Di
Indonesia banyak species hewan, dan tumbuhan asli Indonesia di ambang kepunahan
dan bahkan sudah punah. Menurut hukum alam suatu species yang sudah punah,
tidak akan tercipta lagi di bumi ini. Apakah itu tidak merugikan?
Pelestarian makhluk hidup dapat dilakukan melalui cara–cara
sebagai berikut :
1. Upaya Pelestarian Makhluk
Hidup Tumbuh-tumbuhan
Upaya yang dilakukan, sebagai berikut:
ü Kebon koleksi, biasanya
hanya untuk mempertahankan tumbuhan bibit unggul. Contoh : kebon kelapa di
Bone–Bone, kebon mangga di Pasuruan.
ü Kebun plasma nutfah,
merupakan perkembangan kebun koleksi Contoh: di Cibinong LIPI dengan
buah-buahan inti, temu–temuan, talas, dan suweg.
ü Kebun botani, didirikan
pada tahun 1817 di Bogor, terkenal dengan Kebon Raya Bogor.
2. Upaya Pelestarian Makhluk
Hidup Hewan
Upaya yang dilakukan, sebagai berikut:
ü Menangkar hewan langka
dengan cara mengisolasi hewan tersebut.
ü Mengambil telur–telur
hewan untuk dibantu menetaskannya.
ü Memindahkan hewan
langka ke tempat yang lebih cocok.
ü Membuat undang–undang
perburuan.
E.
PENGARUH KEPADATAN POPULASI TERHADAP LINGKUNGAN
Semua
kebutuhan manusia dipasok dari lingkungan yang merupakan sumber daya
alam.Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang dapat diperoleh dari
lingkungan untuk keperluan manusia. Semakin meningkat jumlah popolasi semakin
banyak sumber daya alam yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Contoh:
kebutuhan pangan, kebutuhan air bersih, kebutuhan udara bersih dan kebutuhan
lainnya. Apabila jumlah populasi meningkat akan timbul berbagai masalah,
misalnya kepadatan arus lalu Lintas yang mengakibatkan udara terjadi
pencemaran, banyak lahan pertanian dijadikan pemukiman penduduk akibatnya
terjadi perkampungan yang kumuh, dan ahkirnya air bersih ikut menjadi
permasalahan. Apabila hal ini dibiarkan maka akan terjadi penurunan kwalitas
lingkungan yang nantinya juga akan merusak lingkungan.
Untuk
itu dibutuhkan manusia-manusia yang sadar lingkungan. Beberapa hal yang
mempengaruhi populasi manusia, yaitu:
ü Kelahiran atau
natalitas, kepadatan populasi akan bertambah. Angka kelahiran diperoleh
menghitung jumlah kelahiran hidup tiap 1000 penduduk per tahun
ü Kematian atau
mortalitas, kepadatan populasi akan berkurang. Angka kematian diperoleh
menghitung jumlah kematian tiap 1000 penduduk per tahun.
ü Imigrasi, adanya
penduduk yang datang akan menambah kepadatan populasi.
ü Emigrasi, adanya
penduduk yang pindah atau pergi akan mengurangi kepadata populasi.
Kepadatan
penduduk
dapat mempengaruhi kualitas penduduknya. Pada daerah yang kepadatannya tinggi,
usaha peningkatan kualitas penduduk lebih sulit dilaksanakan. Hal ini
menimbulkan permasalahan social, ekonomi, keamanan, kesejahteraan, ketersediaan
lahan, air bersih, kebutuhan pangan, dan dapat berdampak pada kerusakan
lingkungan. Coba perhatikan tingkat pencemaran yang diakibatkan oleh kendaraan
bermotor antara daerah pedesaan dengan daerah perkotaan. Tentu tingkat
pencemaran udara di kota lebih tinggi. Kepadatan penduduk mempengaruhi beberapa
aspek yang berkaitan dengan kehidupan penduduk berikut ini.
1.
Ketersediaan Udara Bersih
Udara
bersih merupakan kebutuhan mutlak bagi kelangsungan hidup manusia. Udara bersih
banyak mengandung oksigen. Semakin banyak jumlah penduduk berarti semakin
banyak oksigen yang diperlukan. Bertambahnya pemukiman, alat transportasi, dan
kawasan industri yang menggunakan bahan bakar fosil (minyak bumi, bensin,
solar, dan batu bara) mengakibatkan kadar CO2 dan CO di udara semakin tinggi.
Berbagai kegiatan industri juga menghasilkan gas-gas pencemar seperti oksida
nitrogen (NOx) dan o.ksida belerang (SOx) di udara. Zat-zat sisa itu dihasilkan
akibat dari pembakaran yang tidak sempurna.
Jadi
dapat dipahami bahwa semakin tinggi kepadatan penduduk, maka kebutuhan oksigen
semakin banyak. Oleh karena itu pemerintah kota di setiap wilayah gencar
mengkampanyekan penanaman pepohonan. Selain sebagai penyejuk dan keindahan,
pepohonan berfungsi sebagai hutan kota untuk menurunkan tingkat pencemaran
udara.
2.
Ketersediaan Pangan
Untuk
bertahan hidup, manusia membutuhkan makanan. Dengan bertambahnya jumlah
populasi penduduk, maka jumlah makanan yang diperlukan juga semakin banyak.
Ketidakseimbangan antara bertambahnya jumlah penduduk dengan bertambahnya
produksi pangan sangat mempengaruhi kualitas hidup manusia. Akibatnya penduduk
dapat kekurangan gizi atau bahkan kurang pangan. Sebagian besar lahan pertanian
di kota digunakan untuk lahan pembangunan pabrik, perumahan, kantor, dan pusat
perbelanjaan. Untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat kota sangat tergantung
dengan tersedianya pangan dari desa. Jadi kenaikan jumlah penduduk akan
meningkat pula kebutuhan pangan dan lahan.
Thomas
Robert Maltus seorang sosiolog Inggris, mengemukakan teori yang berjudul Essay
on The Principle of Population. Maltus menyimpulkan bahwa pertambahan penduduk
mengikuti deret ukur, sedangkan pertambahan produksi pangan mengikuti deret
hitung. Jadi semakin meningkat pertumbuhan penduduk, semakin tinggi pula
kebutuhan pangan. Oleh karena itu peningkatan produksi pangan perlu digalakkan.
Penduduk yang kekurangan makanan akan menyebabkan gangguan pada fungsi kerja
tubuh dan dapat terjangkit penyakit seperti busung lapar, anemia, dan
beri-beri.
3.
Ketersediaan Lahan
Kepadatan
penduduk mendorong peningkatan kebutuhan lahan, baik lahan untuk tempat
tinggal, sarana penunjang kehidupan, industri, tempat pertanian, dan
sebagainya. Untuk mengatasi kekurangan lahan, sering dilakukan dengan
memanfaatkan lahan pertanian produktif untuk perumahan dan pembangunan sarana
dan prasarana kehidupan. Selain itu pembukaan hutan juga sering dilakukan untuk
membangun areal industri, perkebunan, dan pertanian. Meskipun hal ini dapat
dianggap sebagai solusi, sesungguhnya kegiatan itu merusak lingkungan hidup
yang dapat mengganggu keseimbangan lingkungan. Jadi peluang terjadinya
kerusakan lingkungan akan meningkat seiring dengan bertambahnya kepadatan
penduduk.
4.
Ketersediaan Air Bersih
Meskipun
2/3 dari luasan bumi berupa air, namun tidak semua jenis air dapat digunakan
secara langsung. Oleh karena itu persediaan air bersih yang terbatas dapat
menimbulkan masalah yang cukup serius. Air bersih dibutuhkan oleh berbagai
macam industri, untuk memenuhi kebutuhan penduduk, irigasi, ternak, dan
sebagainya. Jumlah penduduk yang meningkat juga berarti semakin banyak sampah
atau limbah yang dihasilkan.
Pembuatan
sumur artesis untuk keperluan industri dan kompleks perumahan mengakibatkan sumur-sumur
tradisional mengering. Selain itu, kawasan pemukiman padat penduduk sering
hanya menyediakan sedikit kawasan terbuka sebagai daerah serapan air hujan.
Kawasan yang tertutup rapat oleh aspal dan beton membuat air tidak dapat
meresap ke lapisan tanah, sehingga pada waktu hujan air hanya mengalir begitu
saja melalui permukaan tanah. Akibatnya cadangan air di dalam tanah semakin
lama semakin berkurang sehingga pada musim kemarau sering kekurangan air bersih
5.
Pencemaran lingkungan
Aktivitas
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sering menimbulkan dampak buruk pada
lingkungan. Misalnya untuk memenuhi kebutuhan bahan bangunan dan kertas, maka
kayu di hutan ditebang. Untuk memenuhi kebutuhan lahan pertanian, maka hutan
dibuka dan rawa/lahan gambut dikeringkan. Untuk memenuhi kebutuhan sandang,
didirikan pabrik tekstil. Untuk mempercepat transportasi, diciptakan berbagai
jenis kendaraan bermotor. Apabila tidak dilakukan dengan benar, aktivitas
seperti contoh tersebut lambat laun dapat menimbulkan pencemaran lingkungan dan
kerusakan ekosistem. Misalnya penebangan hutan yang tidak terkendali dapat
mengakibatkan berbagai bencana seperti banjir dan tanah longsor, serta dapat
melenyapkan kekayaan keanekaragaman hayati di hutan tersebut. Apabila daya
dukung lingkungan terbatas, maka pemenuhan kebutuhan penduduk selanjutnya
menjadi tidak terjamin.
Di
daerah yang padat, karena terbatasnya tempat penampungan sampah, seringkali
sampah dibuang di tempat yang tidak semestinya, misalnya di sungai. Akibatnya
timbul pencemaran air dan tanah. kebutuhan transportasi juga bertambah sehingga
jumlah kendaraan bermotor meningkat. Hal ini akan menimbulkan pencemaran udara
dan suara. Jadi kepadatan penduduk yang tinggi dapat mengakibatkan timbulnya
berbagai pencemaran lingkungan dan kerusakan ekosistem.
F.
PENGELOLAAN PENCEMARAN LINGKUNGAN
1.
Pengelolaan Pencemaran Tanah
Penyebab
pencemaran tanah karena adanya sampah–sampah yang tidak dapat diuraikan,
seperti plastik, kaleng, dan kaca. Akibat pencemaran tanah: kesuburan tanah menurun
dan pertumbuhan tanaman terganggu.
Upaya
mengatasi pencemaran tanah, antara lain :
ü Melakukan daur ulang
sampah yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganime.
ü Memisahkan sampah
plastic dengan non plastik. Sampah non plastik ditimbun dijadikan humus.
ü Jangan membuang sampah
di sembarang tempat.
Selain
pengaruh pencemaran lingkungan, kerusakan hutan juga mempengaruhi kualitas
lingkungan
hidup.
Beberapa
penyebab terjadinya kerusakan hutan, yaitu:
ü Berladang yang
berpindah–pindah.
ü Penebangan kayu secara
liar.
Akibat
kerusakan hutan :
ü Kondisi kesuburan tanah
menurun.
ü Air tanah berkurang.
ü Peningkatan suhu tubuh.
ü Flora dan fauna
terancam.
Upaya
mengatasi kerusakan hutan:
ü Masyarakat harus sadar
akan dampak yang ditimbulkan akibat kerusakan hutan.
ü Meningkatkan kesadaran
masyarakat untuk memelihara hutan dan tidak melakukan penebangan liar.
ü Melakukan tindakan yang
memotivasi warga untuk bertanggung jawab terhadap lingkungan hidup
ü Menetapkan
peraturan-peraturan tentang yang mengatur penebangan hutan.
ü Mengadakan pengawasan,
pengendalian, dan pengelolaan hutan.
ü Mengeluarakan
undang–undang tentang lingkungan hidup. Misalnya Undang-undang No.4 tahun 1982
tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Lingkungan hidup.
Dampak
Pencemaran Tanah bagi Kesehatan
Dampak
pencemarantanah terhadap kesehatan tergantung pada tipe polutan, jalur masuk ke
dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium, berbagai macam
pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi.
Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan
otak, serta kerusakan ginjal pada seluruh populasi. Kuri (air raksa) dan
siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, beberapa bahkan tidak
dapat diobati. PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati. Organofosfat dan
karmabat dapat dapat menyebabkan ganguan pada saraf otot. Berbagai pelarut yang
mengandung klorin merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan
sistem saraf pusat. Terdapat beberapa macam dampak kesehatan yang tampak seperti
sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan
kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah
dapat menyebabkan kematian.
Pencemaran
tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi
tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya
bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan
perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di
lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies
primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap
predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut. Bahkan jika efek
kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian bawah piramida
makanan dapat menelan bahan kimia asing yang lama-kelamaan akan terkonsentrasi
pada makhluk-makhluk penghuni piramida atas. Banyak dari efek-efek ini terlihat
pada saat ini, seperti konsentrasi DDT pada burung menyebabkan rapuhnya
cangkang telur, meningkatnya tingkat kematian anakan dan kemungkinan hilangnya
spesies tersebut.
Dampak
pada pertanian
terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan
penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada
konservasi tanaman dimana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi.
Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus
lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
2.Pengelolaan
Pencemaran Tanah
Yang
menyebabkan terjadinya pencemaran udara antara lain: asap kendaraan, asap
cerobong pabrik, dan instalasi nuklir atau percobaan nuklir.
Akibat
pencemaran udara:
ü Meningkatnya suhu bumi
; karena efek rumah kaca yaitu meningkatnya kadar karbondioksida, yang dikenal
dengan pemanasan global
ü Gangguan pernafasan dan
penyakit paru-paru.
ü Terjadinya hujan asam
akibat asap yang menggunakan bahan bakar fosil. Hujan asam adalah hujan yang
keasaman air melebihi air hujan yang tidak kena polusi. Dampak dari hujan asam
ini mengakibatkan tanah menjadi kurang subur, merusak tanaman dan pH air turun.
ü Rusaknya lapisan ozon .
Dampaknya tidak akan tersaringnya sinar ultraviolet oleh lapisan ozon sehingga
kulit mudah terbakar, timbul kanker kulit, lensa mata mudah terkena katarak,
fotosintesis terganggu. Untuk memperlambat terjadinya pemanasan global dengan
cara mengurangi pemakaian bahan bakar minyak, penghentian CFC pada almari
pendingin.
Bagaimanakah
upaya yang dilakukan untuk mengatasi pencemaran udara?
Upaya
mengatasi pencemaran udara dilakukan sebagai berikut:
ü Pabrik yang mengeluaran
asap membuat cerobong asap yng tinggi agar gas pencemarnya keluar ke lingkungan
berbaur dengan angin.
ü Lokasi pabrik sebaiknya
jauh dari pemukiman.
ü Melakukan reboisasi
untuk mengurangi kadar karbondioksida di udara.
Dampak
kesehatan
Substansi
pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem
pernapasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada
jenis pencemar. Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan
bagian atas, sedangkan partikulat berukuran kecil dan gas dapat mencapai
paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem peredaran darah dan
menyebar ke seluruh tubuh.
Dampak
kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISNA (infeksi saluran napas atas),
termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya.
Beberapa zat pencemar dikategorikan sebagai toksik dan
karsinogenik.memperkirakan dampak pencemaran udara di Jakarta yang berkaitan
dengan kematian prematur, perawatan rumah sakit, berkurangnya hari kerja
efektif, dan ISNA pada tahun 1998 senilai dengan 1,8 trilyun rupiah dan akan
meningkat menjadi 4,3 trilyun rupiah di tahun 2015.
Dampak
terhadap tanaman
Tanaman
yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu
pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, dan bintik
hitam. Partikulat yang terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses
fotosintesis.
Hujan
asam
pH
biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara
seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan
menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain:
ü Mempengaruhi kualitas
air permukaan
ü Merusak tanaman
ü Melarutkan logam-logam
berat yang terdapat dalam tanah sehingga memengaruhi kualitas air tanah dan air
permukaan
ü Bersifat korosif
sehingga merusak material dan bangunan
Efek
rumah kaca
Efek
rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di
lapisan troposfer yang menyerap radiasi panas matahari yang dipantulkan oleh
permukaan bumi. Akibatnya panas terperangkap dalam lapisan troposfer dan
menimbulkan fenomena pemanasan global.
Dampak
dari pemanasan global adalah:
ü Pencairan es di kutub
ü Perubahan iklim
regional dan global
ü Perubahan siklus hidup
flora dan fauna
Kerusakan
lapisan ozon
Lapisan
ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami
bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultraviolet B dari matahari. Pembentukan
dan penguraian molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer.
Emisi CFC yang mencapai stratosfer dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju
penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari pembentukannya, sehingga
terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar